TAKENGON – Fosil manusia prasejarah diperkirakan berusia 5000 tahun ditemukan Tim  Balai Arkeologi Medan di gua loyang (curuk) di Kebayakan, Aceh Tengah.

Selain tengkorak manusia purba, juga dalam penggalian itu ditemukan benda peralatan berburu pada zaman prasejarah berupa: kapak dari batu, mata anak panah batu, gerabah, batu giling (mortar) dan tulang hewan buruan (Aves). Demikian Tutur Ketua Tim Arkeolog Medan,  Ketut Wiradnyana, pagi ini.

“Temuan dua kerangka manusia prasejarah ini beserta alat zaman purba lainnya, menunjukkan dimungkinkan pada masa itu (zaman prasejarah-red) manusia di daerah dataran tinggi Gayo ini telah memiliki budaya yang cukup tinggi saat itu. Karena mereka telah memiliki keterampilan berburu dan memiliki peralatan yang baik seperti penemuan mata anak panah oleh tim kami,” jelasnya.

Tengkorak manusia prasejarah ini ditemukan di dua titik di lokasi penggalian secara terpisah, Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang Kebayakan.

“Penemuan di dua lokasi ini penemuan terbesar yang luar biasa. Dari posisi kaki yang berlipat pada manusia prasejarah ini menunjukkan ada nilai religi yang berlaku pada zaman itu,” jelas Ketut.

Menurutnya, ditemukannya kuburan lipat (Flaxed Burial) di lokasi ini menunjukkan pada zaman prasejarah itu dimungkinkan ada kepercayaan manusia akan terlahir kembali setelah mengalami kematian.

“Hal ini kami prediksi karena posisi tulang kaki yang berlipat ini. Biasanya posisi ini sama persis dengan keadaan janin yang masih dalam kandungan. Ini menunjukkan mereka memiliki keyakinan akan terlahir kembali setelah mengalami kematian pada masa itu,” sebutnya.

Ketut juga menjelaskan, bila ingin mengetahui asal mula keberadaan nenek moyang etnis Gayo di dataran tinggi ini, hendaknya dari situs purbakala itulah ‘penggalian’ sejarah dimulai.

“Kerangka ini berusia lima ribu tahun, jadi ada kemungkinan manusia prasejarah ini merupakan nenek moyang etnis Gayo. Namun untuk kepastiannya dibutuhkan penelitian lebih mendalam dari para ahli sejarah,” jelasnya.

Sementara secara bersamaan Pesta Siahaan, seorang ahli pemetaan dan penggambaran tim arkeologi itu menambahkan, ditemukan tengkorak manusia purbakala ini pada kedalaman 60-70 centimeter. Posisi kepala tengkorak menghadap ke langit-langit loyang, panjang kuburan 120 centimeter dan lebar 90 centimeter.

“Tim kami membutuhkan lima hari untuk menggali secara perlahan lokasi temuan tengkorak ini, belum lagi diperlukan penggambaran (grid) posisi letak tengkorak yang telah ditemukan,” kata Pesta Siahaan.

Tim Balai Arkeologi Medan ini, bekerja selama delapan hari di sana, sejak Rabu (22/9) hingga Kamis (30/9). Terdiri atas ahli Arkeolog, pemetaan dan under water.

Sumber: www.waspada.co.id

Share