Gayo Lues juga terkenal dengan nama “Negeri Seribu Bukit” karena memang terletak di gugusan gunung Bukit Barisan. Blang Keujeuren adalah Ibukota Kabupaten ini. Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dan berdiri dengan Dasar Hukum UU No. 4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Mayoritas penduduk Gayo Lues adalah berasal dari etnik Gayo. Bermukim pula di sana warga dari suku Aceh, Alas, dan Batak.

Di Kabupaten ini juga banyak tempat wisata menarik yang dapat anda kunjungi, diantaranya:

1. Pemandian Air Panas Gumpang

Obyek wisata ini merupakan tempat pemandian air panas alami yang ada didaerah ini. Jarak tempuh ke lokasi ini sekitar 60 km dari Kota Blangkeujeuren (Ibukota Kabupaten). Pemandian air panas alami ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat sebagai sarana rekreasi keluarga. Untuk menuju lokasi ini anda bisa menggunakan mobil ataupun sepeda motor.

2. Air Terjun Akang Siwah

Air Terjun ini masih sangat alami dan indah, memiliki 3 tingkatan, yaitu 8 m, 14 m, paling tinggi 80 meter. Jarak tempuh ke lokasi ini sekitar 6 km dari Kota Blangkeujeuren. Obyek wisata ini merupakan wisata alam/ekowisata yg mempesona, dan masih sangat alami, cocok bagi yang menginginkan ketenangan dan merasakan kesejukan udara disini. Untuk menuju lokasi ini anda bisa menggunakan mobil atau sepeda motor.

3. Pacuan Kuda Tradisional

Pacuan Kuda merupakan salah satu atraksi menarik dari kebudayaan ditanah Gayo, salah satunya di Kabupaten Gayo Lues ini. Lokasi Pacuan Kuda Tradisional ini tergantung dari setiap acara yang akan diselenggarakan, biasanya diadakan dilapangan terbuka. Atraksi Pacuan Kuda Tradisional ini benar-benar teramat tradisional sekali, antara lain: kuda yang tidak dilengkapi pelana, Joki yang tidak menggunakan alas kaki, dan tidak menggunakan pelindung kaki, serta pakaian joki pun seadanya. Para Joki ini biasanya para remaja, dan mereka tidak pernah berlatih secara rutin untuk menunggang kuda.

Share