Kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota Aceh, Indonesia. Dahulu kota ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Selain itu juga Banda Aceh menyediakan banyak tempat wisata yang menarik yang dapat anda dikunjungi, diantaranya:

1. Mesjid Raya Baiturahman

Mesjid Raya Baiturahman

Mesjid Raya Baiturahman yang terletak di pusat kota Banda Aceh yakni di Pasar Aceh merupakan mesjid kebanggan masyarakat Aceh.

Sejarah mencatat pada jaman dulu ditempat ini berdiri sebuah Mesjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873 Mesjid ini dibakar, namun untuk meredam kemarahan rakyat Aceh pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah Mesjid sebagai penggantinya yang berdiri megah saat ini.

Mesjid ini berkubah tunggal dan dibangun pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959 – 1968).

2. Museum dan Rumoh Aceh

Rumoh Aceh

Kota Banda Aceh memiliki sebuah Museum Negeri yang terletak dalam sebuah Kompleks. Bangunan induk Museum berupa sebuah rumah tradisional Aceh, dibuat pada tahun 1914 untuk Gelanggang Pameran di Semarang, yang kemudian dibawa pulang ke Banda Aceh tahun 1915 oleh Gubernur Van Swart (Belanda) yang kemudian dijadikan Museum. Rumoh Aceh adalah sebuah rumah panggung yang berpintu sempit namun didalamnya seluruh ruangan tersebut tidak bersekat.

Sekarang ini lingkungan Museum ini telah bertambah dengan bangunan baru yang mengambil motif-motif bangunan Aceh seperti halnya bangunan Balai Pertemuan yang berbentuk kerucut yang bentuknya diambil dari cara orang Aceh membungkus nasi dengan daun pisang yang dinamakan “Bukulah”. Bukulah ini antara lain dihidangkan pada kenduri-kenduri tertentu seperti Kenduri Blang, Kenduri Maulid Nabi Besar Muhammad Saw dan lain sebagainya.

Ruang pamer Museum yang baru, memiliki bangunan 3 lantai, dipenuhi oleh berbagai koleksi barang-barang purbakala yang ditata dengan baik. Salah satu koleksi Museum ini adalah Lonceng Besar yang diberi nama “CakraDonya”. Lonceng ini merupakan hadiah dari Kerajaan Cina tempo dulu yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho pada tahun 1414. Beranda depan Museum memiliki bentuk khas yang juga memperlihatkan ukiran-ukiran kayu dengan motif Aceh. Banyak hal yang menarik dimuseum yang bersebelahan dengan pendopo Gubernur Aceh itu sehingga banyak murid sekolah yang berkunjung setiap harinya.

Dikompleks ini sekaligus dijumpai makam sultan-sultan Aceh dimasa lalu. Makam para Sultan pada umumnya dibuat dari Batu Gunung dan dihiasi dengan Kaligraphi Arab yang indah mempesona, salah satunya adalah Makam Sultan Iskandar Muda.

3. Gunongan

Putroe Phang

Gunongan merupakan sebuah bangunan peninggalan Sultan Iskandar Muda (1608-1636) untuk permaisurinya Putri Phang.Menurut sejarah, Putri Phang selalu merasa rindu akan kampung halamannya, Pahang – Malaysia. Sultan kemudian mengetahui bahwa kegusaran permaisurinya itu karena di Pahang Istananya dikelilingi oleh perbukitan dimana permaisuri dapat bermain, namun disini tidak.

Lalu Sultan membangun sebuah gunung buatan yaitu Gunongan dimana permaisuri dapat memanjatinya. Begitu bangunan ini siap, permaisuri menjadi berbahagia dan lebih banyak menghabiskan waktunya disini terutama pada saat matahari akan tenggelam. Gunongan terletak dalam sebuah komplek di Jl. Teuku Umar Banda Aceh, dimana daerah tersebut luput dari keganasan Tsunami.

4. Pinto Khop

Pinto Khop

Dibangun Pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Pinto Khop merupakan pintu penghubung antara Istana dan Taman Putroe Phang. Pinto Khop ini merupakan pintu gerbang berbentuk kubah. Pintu Khop ini merupakan tempat beristirahat Putri Phang, setelah lelah berenang, letaknya tidak jauh dari Gunongan, disanalah dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri. Disana juga terdapat kolam untuk sang permaisuri mandi bunga. Ditempat itu pula oleh Sultan dibangun sebuah perpustakaan dan menjadi tempat sang permaisuri serta Sultan menghabiskan waktu sambil membaca buku selepas berenang, keramas dan mandi bunga.


5. Lapangan Blang Padang

Lapangan Blang padang merupakan lapangan yang terletak di Pusat Kota Banda Aceh, tepatnya di depan rumah walikota. Terdapat banyak rumah pejabat penting, kantor, sekolah, dan lain-lain yang menghadap ke Lapangan ini. Lapangan Blang Padang biasanya digunakan untuk upacara bendera ataupun perayaan kenegaraan yang diselenggarakan di Nanggroe Aceh Darussalam.
Lapangan Blang padang memang tidak terbuka untuk umum, tapi kalo untuk jogging lapangan blang padang sangat terbuka untuk siapa saja. Setiap hari anda bisa jogging di jogging track, jogging track sangat nyaman dan aman karena di desain dari beton yang tidak licin, dilengkapi dengan saluran drainase di kanan dan kirinya sehingga lintasan akan senantiasa kering dan pada kondisi hujan air akan dengan cepat dapat dibuang dari lintasan tersebut. Disepanjang lintasan terdapat monumen “Thanks to the World”, bertulis terima kasih dan damai yang dipersembahkan dari berbagai Negara dengan bahasa dari masing-masing negara tersebut. Pasca gempa dan gelombang Tsunami Indonesia mendapat bantuan dari 34 Negara dan lebih dari 600 Non-Governmental Organizations (NGO). Tak hanya itu fasilitas olah raga lainnya juga telah direnovasi, seperti lapangan basket, lapangan sepak bola, lintasan lari jarak pendek. Peremajaan taman dan fasilitas olahraga ini merupakan rangkaian program Pohon Persahabatan, Taman Kota dan Jejak Budaya dari RANTF dengan mitra pelaksana Yayasan Bustanussalatin.

Pada hari minggu dan rabu pagi di Blang padang Rutin diselenggarakanan Senam jantung sehat dan senam poco-poco, siapa saja boleh ikut senam, ya seminggu sekali lumayan lah untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama jantung.

Capek jogging dan senam, tenang saja, ada puluhan jajanan yang tersedia menanti anda. Anda mau pilih sarapan apa?

Ada bubur ayam Jakarta, bubur kacang ijo, siomay, ketoprak, aneka kue, roti, dan segala macam ada disitu. Anda tidak ingin oleh raga, Cuma pengen cari sarapan atau sekedar ngeceng? Sah sah aja mampir di lapangan Blang padang, itung itung mengolahragakan jiwa dan pikiran, besoknya stress dan penat di tempat kerja, disekolah, di kampus dijamin ilang dan segar kembali.

Masih ingat dengan pesawat Indonesian Airways pertama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang merupakan persembahan dari rakyat Aceh. Pesawat ini merupakan kebanggaan rakyat Aceh karena mampu memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia yang saat itu belum mempunyai pesawat sendiri, sehingga dijadikan monumen dan diletakkan di pojok sebelah kanan dari lapangan blang padang.

6. Kapal PLTD Apung

PLTD Apung

Monumen Kapal PLTD Apung Memiliki Luas Lahan : ± 2 Ha, berlokasi di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh. Monumen ini di miliki oleh Pemerintah Kota Banda Aceh, di Peruntukan untuk kawasan wisata.
Kapal PLTD Apung ini terdampar ke darat sejauh 5 km dari tempatnya berlabuh di laut Ulee Lheue Banda Aceh saat kejadian tsunami beberapa tahun lalu. Kapal dengan bobot 2.600 ton ini dahulunya digunakan untuk mensupply arus listrik kepada masyarakat di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, ketika Aceh dilanda konflik yang mengakibatkan sering terganggunya pasokan listrik ke pelanggan.

Di sebelah kiri PLTD Apung ini sekarang telah selesai dibangun Monumen Edukasi Tsunami yang berisi catatan sejarah dan foto-foto tentang Tsunami.

Saat ini Pemerintah setempat menjadikan kapal tersebut sebagai monument peringatan bencana tsunami yang pernah meluluhlantakkan sebagian besar pemukiman penduduk. Pembangunan Monumen ini belum selesai,Pemerintah baru membebaskan tanah warga disekitar untuk mendukung pembangunan lokasi wisata tersebut. Kapal PLTD Apung ini sekarang telah menjadi objek wisata yang banyak di kunjungi oleh wisatawan mancanegara dan domestik. Potensi kawasan wisata PLTD Apung mempunyai peluang besar menjadi kawasan wisata yang berbasis masyarakat lokal dalam pengelolaannya. Untuk saat ini kawasan wisata PLTD Apung dikelola oleh pemuda setempat secara mandiri tanpa bantuan dinas terkait.

7. Gerbang Puetjoet Kerkoff

Kerkoff berasal dari bahasa Belanda yang berarti kuburan, sedangkan Peutjoet atau asal kata dari Pocut (putra kesayangan) Sultan Iskandar Muda yang dihukum oleh ayahnya sendiri (Sultan Iskandar Muda) karena melakukan kesalahan fatal dan dimakamkan di tengah-tengan perkuburan ini.

Pada relief dinding gerbang makam tertulis nama-nama serdadu Belanda yang meninggal dalam pertempuran dengan masyarakat Aceh (setiap relief ada 30 nama); daerah pertempuran, seperti di Sigli, Moekim, Tjot Basetoel, Lambari en Teunom, Kandang, Toeanko, Lambesoi, Koewala, Tjot Rang – Pajaoe, Lepong Ara, (Oleh Karang – Dango, dan Samalanga); dan tahun meninggal para serdadu (1873-1910). Sekitar 2200 tentara Belanda termasuk 4 jenderalnya sejak tahun 1883 hingga 1940-an dikuburkan di sini. Di antara para serdadu Belanda tersebut ada beberapa nama prajurit Marsose yang berasal dari Ambon, Manado dan Jawa. Para prajurit Marsose yang berasal dari Jawa ditandai dengan identitas IF (inlander fuselier) di belakang namanya, prajurit dari Ambon dengan tanda AMB, prajurit dari Manado dengan tanda MND, dan serdadu Belanda dengan tanda EF/ F.

8. Taman Sari

Taman Sari merupakan tempat bermain yang ramai dikunjungi oleh masyarakat dengan lokasi yang berada tidak jauh dari Mesjid Raya Kota Banda Aceh, Taman Sari merupakan salah satu tempat favorit di Kota Banda Aceh dengan fasilitas yang tersedia antara lain : mempunyai taman yang luas dan tertata rapi dengan aneka permainan gratis bagi anak-anak dan juga tersedia hot spot gratis sehingga setiap orang dapat mengakses internet serta di dukung oleh bangunan gedung untuk menunjang tempat ini sebagai pusat kegiatan masyarakat.

9. Taman Wisata Krueng Aceh

Sungai yang membelah Kota Banda Aceh ini merupakan salah satu sungai yang cukup bersih untuk dijadikan sebagai objek wisata dengan konsep panorama aliran sungai dengan suasana tenang dan nyaman untuk melepas kepenatan. Titik Lokasi Waterfront City di Kota Banda Aceh meliputi kawasan Gampong Keudah, Gampong Kuta Alam dan Kawasan Gampong Lamgugob, dengan sarana yang tersedia yaitu tempat rekreasi keluarga di titik Keudah dan Kuta Alam serta wisata air di jembatan lamnyong dan juga Sebagai pelengkap bagi pengunjung yang tidak hanya melepas kepenatan dapat memanfaatkan lokasi jogging track dekat jembatan Peunayong sebagai sarana olah raga ataupun tempat pembibitan benih tanaman di Kampung Baru.

Share