Dalam Islam, semua hari dan tanggal itu baik. Sedangkan hari terbaik adalah hari Jumat. Namun, tidak boleh meyakini tanggal tertentu, seperti 11/11/2011 sebagai tanggal baik yang bisa membawa keberuntungan, kecuali yang disyariatkan dalam Islam.

Meyakini tanggal itu sebagai sesuatu yang istimewa bisa menjerumuskan seseorang pada kurafat yang menjurus pada kesyirikan. Bukan rahasia umum, tanggal cantik 11/11/11 dianggap istimewa bagi sebagian orang. Selain menghelat pernikahan, ada pula yang ingin anaknya lahir pada tanggal tersebut sampai menghadapi ujian tesis.

Bahkan ada beberapa event penting yang diadakan pada tanggal tersebut. Apa saja?

Perhelatan olahraga akbar tingkat Asia Tenggara, South East Asean (SEA) Games XXVI dibuka pada tanggal 11 November 2011, di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.

Satu event lagi akan diadakan pada tanggal ini, yaitu pengumuman 7 keajaiban dunia baru oleh New7Wonders. Pulau Komodo menjadi salah satu kandidat juara. Lucunya lagi, seorang ustadz muda ikut-ikutan menandai pernikahannya pada tanggal 11-11-2011. Sebut saja Ustadz Soleh Mahmud alias Ustad Solmed yang akan menikahi artis sinetron April Jasmine.

Jika kepercayaan kita ada hari naas dan baik, ada tempat malang dan mujur, di sana bisa mujarab atau di sini tidak berkah–tapi lupa pada Allah–itu bagian dari tahayul dan kurafat, yang justru dibasmi Islam. Dasar ilmu dan akidah umat yang kian dangkal, dalih dan tujuan yang beragam, maka sebagian saudara kita lebih yakin pada dukun jahat, mimpi buruk, zodiak, rasi bintang, klenik, peruntungan dan setan, ketimbang pada pemilik alam semesta, Allah Swt, Na’uzubillah.

Nikah 11-11-11

ZULHIJJAH dipercaya orang, termasuk ‘bulan baik’, buat menggelar pernikahan. Memang ada hari (bulan) yang nilainya lebih baik, daripada hari (bulan) yang lain. Sebagaimana ada tempat yang lebih utama untuk ibadah, daripada tempat biasanya. Namun hari dan tempat itu, makhluk Allah yang tak kuasa memberi mudarat dan manfaat sedikit pun, tanpa izin Allah.

Menikah di ‘bulan panas’–Shafar sebelum perubahan iklim sekarang, misalnya–juga bisa langgeng rumah tangga itu lewat doa, restu, ikhtiar, dan kuasa Allah Ta’ala. Sebaliknya, tidak juga panas sekali, tidak bakal berantakan, rumah tangga yang nikah pada ‘hari-hari panas’ itu. Bisa kekal hingga rumah tangga diramaikan cucu dan cicit, dan kakek-nenek yang keriput pun bisa disaksikan masih ‘mesra’ saja, subhanallah. Sejoli yang nikah di ‘hari baik’, ‘bulan baik’, ‘tempat baik’ pun, bisa cerai berai jika tidak ada upaya, doa, restu, dan izin Allah Swt. Menikah di depan Ka’bah pun, bisa centang perenang, karena hati pasangan yang kian ‘panas’, tanpa ada usaha optimal buat ishlah (rukun, reformasi) dan tak ada upaya mengundang bantuan ‘pemadam kebakaran’. Sebelum nikah, api cinta membara, usai kawin dan punya anak, api dendam menyala.

Nikah sama saja keabsahannya, di mana pun: barak, rumah, KUA, masjid jamik, Masjid Raya Baiturrahman, rumah imam, balai teungku atau rumah kos penghulu. Asal cukup syarat dan rukun–plus sepakat untuk mengayuh bahtera selamanya, jujur, lapang dada, hati bersih, taat dan ingat Allah Swt–maka yakinlah akan langgeng rumah tangga. Jika modalnya cuma nekat dan ‘cinta monyet’, terbukti kandas dan pecah juga ‘perahu cinta’, diterpa badai karang konflik rumah tangga. Jadi, kita setuju atas saran Khuzaimah–staf di BKKBN Aceh–bahwa seluk beluk reproduksi mesti diajarkan sejak dini. Nikah mesti dimusyawarahkan sesama famili. Nikah dengan mahar selangit atau sedikit, mesti direncanakan para muda sejak kini (Serambi, 9/11/2011).

Angka perceraian

Menakjubkan, usai musibah akhir 2005, perceraian di Aceh tidak rasional lagi. Semester pertama, Januari-Juli 2011, terdata di Mahkamah Syar’iyah, sampai 1.623 pasangan suami istri di Aceh bercerai–tentu banyak yang tidak dilaporkan, tidak dilafalkan, atau cerai di bawah tangan. Dalam catatan Mahkamah Syari’ah provinsi, perceraian terjadi antara lain karena 14 alasan: ketidak harmonisan dalam rumah tangga, kurang tanggung jawab, kekerasan dalam rumah tangga, krisis moral, poligami, masalah ekonomi, nikah di bawah tangan, jarak usia yang terlalu jauh dan gangguan pihak ketiga.

Tingginya angka perceraian yang diminta oleh istri karena perempuan semakin pintar, semakin mapan, dilindungi oleh berbagai UU dan semakin sadar akan perlunya menyuarakan kesetaraan gender dan hak-haknya, dan tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya.

Untuk itu, dimohon oleh ayah, ibu dan penghulu saat khutbah nikah: jika satu pihak membawa api, yang satu lagi harus menyiram air. Riuh dan ribut dengan takaran tertentu, dalam mengayuh rumah tangga itu, kayak sendok dan gelas, seperti belanga (beulangong) dan irus (aweuek), semacam garam penyedap menu yang sering dan kadang perlu.

Fluktuasi angka inflasi di ibukota, seperti Banda Aceh, membuat harga barang meninggi. Uang di dompet terasa tak bernilai. Fulus hari ini boleh banyak, esok sudah ludes. Biaya hidup di Aceh kian tinggi. Harga emas naik terus naik. Memang emas mahal akibat kurs dollar AS melemah. Juga karena faktor kekuatan ekonomi global.

Satu mayam emas ke depan memang hampir dua juta rupiah. Angka segini, dua dasawarsa yang lalu, sudah memadai untuk meminang anak orang, dan pulang ke rumah mertua, jika mahar yang disepakati tidak terlalu tinggi–lengkap dengan kenduri. Lowongan kerja di kantor pemerintahan kian sempit, apalagi diisukan dengan moratorium PNS itu. Honorer yang lama antri, kini lebih diutamakan. Lantas apakah gara-gara semua itu, Anda ikut menunda nikah?

Wahai pemuda Aceh yang beriman, jangan tunda nikah, dengan rekan kantor atau pilihan mama. Dengan nikah, Allah menjamin rezeki akan melimpah ruah. Kalau kita lebih ulet, hemat, sederhana, bangun subuh lebih pagi dan tidak banyak tidur lagi. Jika kita memang yakin Allah itu Maha Kaya, kecuali bagi siapa pun yang terlanjur menyempitkan makna rezeki.

Wahai pemuda Aceh, jika sudah mampu, nikahlah. Bulan haji atau bulan depan, tapi tentukan tahunnya. Titah ini perintah Allah Swt dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul dan ambiya’ Allah itu, rata-rata menikah di usia muda, dan beranak cucu pula. Ulama juga begitu.

Harga emas selangit, mahar tinggi di Aceh, akan menghambat pemuda Aceh menikah. Mari kita bergotong-royong membantu mahar nikah itu. Jangan pula tunda nikah gara-gara belum sanggup walimah. Apa lagi buat pesta yang di dalamnya setan ikut menari. Walimah yang melangkahi sunah yang disenangi setan, adalah yang diiringi musik setan, ada judi, khalwat, dan khamar, yang meja makan dijaga wanita telanjang, yang hanya mengundang orang kenyang, sedangkan anak yatim dilupakan, mubazir, yang masam muka saat undangan datang beramplop tipis, atau kesal dengan hari mendung dan hujan, lupa shalat, serta pesta yang punya target akan pulang modal.

Jika ingin untung, mari berdagang saja, bukan lewat walimah. Pesta pun dipilih tanggal muda, diundang banyak yang kaya, yang papa sebelah mata, di dekati pawang hujan dan cari wangsit segala, seperti nikah juga di ‘hari keramat’.

Tidak cuma artis dan anak pejabat, orang kampung kita, tetangga di kota pun ramai-ramai percaya ‘hari sakti’ dan menikah di pagi ‘hari keramat’ itu. Baik pasangan yang nikah setelah ‘kawin’, maupun bagi yang akad nikah duluan, baru malamnya ‘kawin’, baru berbulan madu yang di impikan orang, yang aduhai indahnya itu. Karena entah mitos atau kebetulan, tidak heran, dulu ramai juga yang ijab kabul pada 9 September 2009 (09-09-09). Lalu ramai yang dinikahkan Kantor Urusan Agama Kecamatan pada 10 Oktober 2010 (10-10-10).

Keyakinan Mistis Zionis

Teringat dulu pernah ada isu akan terjadi peristiwa besar: kiamat, ketika kalender menunjukkan angka 9 bulan september tahun 1999 pukul 09:09 lebih 9 detik (9-9-99 09:09:09). Segala hal dalam keyakinan mistis Kabbalah senantiasa dikaitkan dengan simbologi. Numerologi atau ilmu tentang angka yang merupakan salah satu kegemaran mereka. Sebab itu salah satu ilmu yang dikembangkan kaum Yahudi adalah ilmu Geometri dan mereka disebut sebagai Geometrian.

Kegemaran kepada simbol angka-angka berasal dari keyakinan mereka bahwa kosmos ini seluruhnya bergerak secara matematis. Misalnya, satu hari itu 24 jam, satu pekan 7 hari, satu bulan 30 hari, dan satu tahun 365 hari. Semuanya menunjukkan angka. Dan angka 13 serta 666 menunjukkan angka setan.

Angka 9.11 sendiri yang menunjuk pada tanggal kejadian WTC yakni 9 September juga sarat dengan simbologi setan.

Mengenai angka 11, para Kabalis menganggap angka tersebut merupakan salah satu simbol setan, selain 666. Anton LaVey, pendiri Gereja Setan dunia, memilih angka 11 ketika dirinya menyusun 11 Pasal Setan di Bumi (The Eleven Satanic Rules of the Earth) dan memilih angka 9 untuk menyusun The Nine Satanic Statements. LaVey telah lama memilih angka 11 dan 9 sebagai angka setan.

Dalam ilmu perbintangan (Astrologi), sebagai basis dari Numerologi, angka 11 biasanya menunjukkan Pemimpin. Angka 11 juga merepresentasikan Dosa, Pelanggaran dan Resiko. Jika angka 10 melukiskan kesempurnaan, maka angka 11 menyimbolkan sesuatu yang lebih. Jika dipisah (1 + 1 = 2) maka akan ditemukan sebuah dualitas yang saling berhadapan dan setara: Lucifer dan Tuhan. Kegelapan dan Cahaya.

Angka 11 menurut Zionis Yahudi adalah angka penuh kesucian. Jika angka 11 dikalikan dengan angka sempurna, 3, maka akan didapat angka 33, sebuah angka yang amat penting bagi dunia Okultisme. Tahun 1933 merupakan tahun lahirnya Manifesto Humanis, sebuah gerakan dari para Kabbalis. Simbol-simbol dalam Astrologi (Zodiak) juga berjumlah 11.

Menara kembar WTC sendiri jika diperhatikan bangunannya mirip dengan angka 11. Menara WTC sendiri bertempat di New York, sebuah kota yang berada di negara bagian ke-11 yang bergabung dengan Amerika Serikat. WTC memiliki 110 lantai, jika angka ‘0’ dibuang maka didapatkan angka 11.

WTC merupakan pusat dari Trade Center dan dijuluki Skycrappers, masing-masing jumlah hurufnya 11. Jika nama menara itu ditulis secara lengkap maka akan menjadi World Trade Center yang berjumlah 22 huruf, yaitu 11 X 2 = 22.

Lalu tanggal terjadi peristiwa tersebut adalah tanggal 11 bulan 9, yang bisa disusun menjadi: 1 + 1 + 9 = 11. 11 September sendiri mempunyai 2 angka dan 9 huruf, 2 + 9 = 11. Dan uniknya lagi, Menara WTC ambruk pada jam 10.28 am, 1 (0) + 2 + 8 = 11.

Selain itu, peristiwa WTC terbukti menguntungkan pemerintah Amerika Serikat dan juga Zionis-Israel. Pemimpin-pemimpinnya adalah George W. Bush dan Ariel Sharon, masing-masing jumlah huruf namanya: 11. Dan yang menjadi korban pertamanya: Afghanistan, 11 huruf. Apakah ini suatu kebetulan?

Yang jelas, ini adalah mitos yang sengaja dikembangkan zionis Yahudi kepada umat Islam untuk mempercayai hal-hal klenik alias TBC (takhayul, khurafat dan bid’ah). Dalam Islam, meyakini angka-angka atau tanggalan tersebut adalah musyrik. Waspadalah dengan kebohongan-kebohongan mereka.

Sumber: atjehcyber

Share