Asay Pade merupakan hikayat Aceh dalam bentuk puisi yang menceritakan asal-usul padi serta upacara yang berkaitan dengannya. Kebiasaan wanita Aceh pada hari sebelum panen dimulai mencabut tujuh batang inong pade, yang mereka sebut sebagai ulee pade (induk padi: asal padi). Hal ini menggambarkan Hawa membawa pulang tujuh pokok padi. Demikian juga ketika menabur benih, panen yang baik dimohonkan dengan menyebut keempat nama dari seorang putra Adam yang berubah menjadi benih padi. Berikut ini cerita hikayatnya: ketika Adam dan Hawa diusir dari surga, mereka mengembara mengelilingi dunia secara terpisah dalam jangka waktu yang lama, baru mereka bertemu kembali di Gunung Rahmat. Malaikat Jibril memberikan pelajaran kepada Adam tentang pertanian dan membawa benih yang akan ditanam dari surga.

Ketika Adam membuka lahan pertanian dan mulai menaburkan benih, ternyata persediaan benih pertanian yang diberikan Malaikat Jibril tersebut kurang. Atas perintah Allah supaya Adam mengorbankan anaknya empat orang yaitu Umahmani, Nurani, Asyeuki dan Seureujani. Bagian-bagian tubuh si anak berubah menjadi berjenis-jenis butir padi yang digunakan Adam untuk menaburi lahan pertaniannya yang masih kosong. Setelah mengetahui hal tersebut, Hawa pergi ke ladang pertanian dan memohon agar anaknya yang sudah menjadi benih kembali lagi. Si anak menjawab bahwa ia akan pulang setiap tahun, dalam bentuk panen tahunan.

Share